China Pastikan Tak Gunakan Kekuatan Senjata di Laut China Selatan
China, Selasa (14/6), mengatakan tidak akan menggunakan kekuatan senjata di Laut China Selatan, setelah tetangga-tetangganya menyatakan cemas akan sikap China menyangkut wilayah maritim yang disengketakan itu.
"Kami tidak akan menggunakan kekuatan senjata atau ancaman militer," kata jurubicara kementerian luar negeri China Hong Lei kepada wartawan.
"Kami mengharapkan negara-negara terkait berusaha lebih banyak bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan itu," kata Hong.
Vietnam, Senin, melakulan latihan menembak menggunakan peluru tajam setelah konfrontasi baru-baru ini di laut itu dengan China yang meningkatkan sengketa mengenai kedaulatan atas dua kepulauan yang kaya minyak, Paracel dan Spratly.
Hong menegaskan Vietnam telah meningkatkan ketegangan baru-baru ini yang dipicu konfrontasi antara kapal-kapal pengintai China dan sebuah kapal survei minyak Vietnam.
"Beberapa negara melakukan aksi-aksi sepihak untuk menolak kedaulatan, hak maritim dan kepentingan-kepentingan China, dan mengeluarkan pernyataan yang tidak beralasan dan tidak bertanggung jawab dengan usaha memperluas dan merumitkan masalah Laut China Selatan itu," kata Hong yang agaknya mengacu pada Vietnam.
Dia mengatakan China ingin melakukan perundingan-perundingan langsung dengan negara-negara lain yang terlibat dalam sengketa-sengketa wilayah perairan di laut China Selatan itu dalam kerangka satu aturan main yang disepakati tahun 2002.
Ketegangan juga meningkat bulan ini antara China dan Pilipina yang juga mengklaim kedaulatan atas Spratly, yang Senin mengatakan pihaknya mulai sekarang akan mengubah nama Laut China Selatan menjadi "Laut Pilipina Barat".
Taiwan akhir pekan lalu menegaskan kembali klaimnya atas Spratly dan mengatakan kapal-kapal yang dilengkapi dengan rudal-rudal dan tank-tank mungkin akan dikirim ke wilayah yang disengketakan itu.
Brunei Darussalam dan Malaysia juga mengklaim perairan itu.
0 komentar:
Posting Komentar